Hubungan santri dan kyai

بمعية السيد الموقر العالم العلامة الحبيب عبد القادر الجيلاني بن محمد مهدي بن عبد الله بن عمر الشاطري .....

BAGAIMANA ENGKAU MEMANDANG GURUMU? 

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan :

ان المحصول من العلم والفتح والنور اعني الكشف للحجب، على قدر الادب مع الشيخ وعلى قدر ما يكون كبر مقداره عندك يكون لك ذالك المقدار عند الله من غير شك

" Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab-hijab batinnya), adalah sesuai kadar adabmu kepada gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu ".
(al Manhaj as Sawiy : 217)

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, " Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yang menyampaikan kekurangan guruku kepadaku ".
(Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)

Imam Nawawi berkata :

ينبغي للمتعلم أن يتواضع لمعلمه ويتأدب معه وإن كان أصغر منه سنا وأقل  شهرة نسبا وصلاحا، فبتواضعه يدرك العلم

Seyogyanya bagi seorang murid harus senantiasa merasa lebih rendah dari gurunya, dan terus menjaga adab kepadanya, meskipun dia (guru) lebih muda darinya, dan si guru tersebut tidak populer, lebih rendah nasabnya, dan kesholehannya, karena sebab ketawadhuan murid ilmu itu diperoleh.
(al Manhaj as Sawiy : 217)

Beliau juga mengatakan  :

عقوق الوالدين تمحوه التوبة وعقوق الاستاذين لا يمحوه شيء البتة

"Durhaka kepada orang tua dosanya dapat dihapus dengan taubat, tapi durhaka kepada gurumu tidak ada satupun yang dapat menghapusnya ".
(At-Tahdzhib)

قال الحبيب عبد الله بن علوي الحداد:
 وأضر شيئ على المريد تغير قلب الشيخ عليه ولو اجتمع على إصلاحه بعد ذلك مشايخ المشرق والمغرب لم يستطعوه إلا أن يرضي عنه شيخه

Habib Abdullah al Haddad mengatakan " Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali ".
(Risalatul Adaab Suluk al Murid : 54)

Seorang murid sedang menyapu di madrasah gurunya, tiba-tiba Nabi Khidir AS mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir.
Maka Nabi Khidhir berkata, " Tidakkah kau mengenalku ?.
Murid itu menjawab, " ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir ".
Nabi Khidhir, " kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?".
Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu ".
(Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Al Habib Abdullah al Haddad berkata, " Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " perintahkan aku ini, berikan aku ini !", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya ".
(Ghoyah al Qashd wa al Murad : 2/177)

من قال لشيخه لم لن يفلح أبدا

Para ulama ahli hikmah mengatakan, " Barangsiapa yang mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan berhasil selamanya ".
(Al Fataawa al Hadiitsiyyah : 56)

Para ulama hakikat mengatakan, " 70% ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan antara murid dengan gurunya ".

فمن لم يعطه حقه من الأدب.. لم يحصل القربة من الرب جل جلاله و تعالى في علاه

"Barangsiapa yang tidak memberikan haknya (guru) dari adab (kepadanya), dia tidak akan mendapatkan maqom yang tinggi disisi Allah SWT"
(Al-Habib Umar bin Hafidz)

Semoga kita semua termasuk santri/murid yang berbakti kepada kiai/guru dan mendapat berkah dari guru kita. . . .   .

آمين يا رب العالمين برحمتك يا أرحم الراحمين


Aly mas'ud singaraja

Posting Komentar

0 Komentar